PRAMUKA.ID – Kwartir Nasional Gerakan Pramuka melakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Yayasan Econusa, dan Komisi Nasional Disabilitas (Komnas Disabilitas).
Penandatanganan MoU berlangsung pada Sabtu (23/7/2022) di Gedung Cut Nyak Dien Ballroom, Buperta, Cibubur, Jakarta.
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Budi Waseso menyambut baik jalinan kerjasama ini. Menurutnya, dalam melaksanakan aktivitasnya, Gerakan Pramuka tidak dapat berjalan sendiri. MoU ini juga harus dimaknai sebagai upaya Gerakan Pramuka berdiri bersama pihak-pihak yang sejalan dengan misi dan visi Gerakan Pramuka.
“Termasuk aktivitas Badan Amil Zakat Nasional, Yayasan EcoNusa, serta Komisi Nasional Disabilitas”, tegas Kak Budi Waseso.
Ketua Kwarnas berharap kepada Baznas, Yayasan EcoNusa dan Komnas Disabilitas sudah dapat ikut berperan serta dalam Jambore Nasional Gerakan Pramuka ke-11 Tahun 2022 (Jamnas XI Tahun 2022) yang akan berlangsung 14-22 Agustus 2022 di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur, Jakarta.
Senada dengan Ka Kwarnas, Pimpinan Baznas RI KH Achmad Sudrajat, Lc, MA mengatakan bahwa Gerakan Pramuka tidak asing bagi Baznas. Karena mayoritas pengurus Baznas dari mulai pimpinan hingga staf sebagian besar adalah anggota dan pengurus Gerakan Pramuka di sejumlah level, serta paling tidak adalah pernah mengikuti atau aktif di Gerakan Pramuka
“Dengan nota kesepahaman ini, justru mempertegas kami untuk tidak ragu-ragu melibatkan Gerakan Pramuka dalam menyelenggarakan pelatihan atau semacam TOT yang mengikutsertakan Pelatih Pembina Pramuka,” papar Kak Achmad Sudrajat.
Kak Achmad menambahkan, tidak heran jika banyak program Baznas diberbagai kesempatan hampir selalu melibatkan anggota Gerakan Pramuka
“Pramuka menjadi spirit kami dalam menunaikan tugas-tugas selama ini yang berlandaskan suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan,” tandas Kyai Achmad.
Sementara itu Ketua Komisi Nasional (Komnas) Disabilitas Disabilitas, Kak Dr. Dante Rigmalia, M.Pd, menyebutkan para penyandang disabilitas perlu mendapat perhatian khusus agar bisa mandiri.
“Itu yang dirasakan ketika kami menjadi anggota Gerakan Pramuka, misalnya tidak mampu mendengar arahan, dan tidak bisa mengikuti perintah Pembina Pramuka,” ujar Kak Dante Rigmalia dalam sambutannya.
Kak Dante Rigmalia yang menyelesaikan pendidikan doktoral pada program studi bimbingan dan konseling di Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan pernah mengikuti program Courses The International Summer School, Special Needs Education di University of Oslo–Norway pada 2011, memiliki multi-disabilitas gangguan pendengaran atau Hard of Hearing (HOH) dan disklesia.
Dengan penandatanganan nota kesepahaman ini, Kak Dante merasa yakin Gerakan Pramuka akan membantu para penyandang disabilitas membangun kepercayaan diri, mampu mandiri, dan disiplin seperti yang sudah dilakukan Gerakan Pramuka belakangan ini.
***
Naskah: Saiko Damai
Foto: Yudhi Wahyudi