Banjarnegara – Ratusan peserta Jambore Cabang (Jamcab) SD/MI Ke-7 berkesempatan mengunjungi industri rumahan pengolahan keripik kentang Albaeta di Kecamatan Batur, Rabu (10/2). Kunjungan ini untuk memberikan wawasan entrepreunership kepada Pramuka Penggalang dengan mengenalkan salah satu potensi di wilayah Batur.
Ahmad Mutamir pemilik industri rumahan Albaeta mengaku, pihaknya merasa senang dengan kehadiran Pramuka yang mau belajar proses pembuatan keripik kentang di tempatnya. Pemilik Albaeta yang akrab disapa Tamir juga memberikan beberapa penjelasan mengenai proses berdirinya industri rumahan tersebut.
“Kami senang hari ini kehadiran anak-anak Pramuka, karena prinsipnya kami sangat terbuka bagi siapapun yang ingin belajar di tempat kami.” “Industri rumahan kami ini sudah dirintis sejak tahun 1991, tapi baru melakukan pemasaran tahun 1994.” “Dulu awal merintis kami bisa mengolah 25 Kg kentang dalam sehari, sekarang ini rata-rata perhari bisa menggunakan 2 Kuintal Kentang.” “2 Kuintal itu bisa menjadi keripik 40 Kg.” “Dibuat keripik karena nilai jualnya lebih tinggi,” kata Tamir sembari mendampingi peserta.
Tamir menambahkan, “Bahan bakunya itu diambil dari kebun milik sendiri dan ada juga yang diambil dari masyarakat sekitar.” “kentangnya jenis Agria dan Atlantik, karena dua jenis kentang ini memiliki kadar gula yang rendah.” Berbeda dengan kentang sayur, dia punya kadar gula tinggi, jadi tidak bisa digoreng.”
Sementara itu Maradani Mega Putra Pemandu Kegiatan Kunjungan Industri Rumahan mengatakan, kunjungan tersebut dilakukan untuk mengajak peserta Jamcab SD/MI Ke-7 lebih mengenal dunia wirausaha.
“Banyak ya pelajaran yang bisa diambil peserta dalam kegiatan kunjungan ini, kita bisa mengetahui bagaimana menciptakan peluang kerja dari hal yang sederhana dan ada di lingkungan sekitar kita.” “Terus berwirausaha itu dampaknya bukan cuma untuk diri sendiri, tapi pak Tamir dan keluarga sudah membuktikan, mereka dapat memberdayakan masyarakat di sekitar mereka.” “Dari Albaeta kita belajar, berwirausaha itu mengajarkan kesabaran, harus telaten, hasilnya dirasakan dengan cara tidak instan,” ujarnya ditemui di sela-sela kegiatan.
Lidya Krisfera yang mewakili kontingen asal Purwareja Klampok menuturkan, dirinya merasa senang bisa melihat secara langsung proses pembuatan kentang menjadi keripik. “Asik si kak, bisa liat langsung produksi keripik kentang, setelah pulang mungkin saya akan coba bikin itu di rumah bareng ibu,” tuturnya sembari tersenyum.
(CJ.04-002/ Wahyu Budi Utami)