AWAL SEJARAH ESTAFET TUNAS KELAPA
Awal sejarah adanya Estafet Tunas Kelapa adalah ketika ada tiga tokoh Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Salatiga yaitu kakak Hadi Soetjipto, Kakak Marwoto dan Kakak Johnny Andries pada bulan Februari 1967 mencetuskan ide Gerak Jalan Cikal Nonstop siang dan malam. Ide ini kemudian disambut hangat oleh kakak Kolonel Soeparno (Komandan Korem 073/Makutarama saat itu) yang memiliki tujuan untuk menggerakan dan mengembangan Gerakan Pramuka.
Pada mulanya kegiatan hanya dilaksanakan di wilayah Korem 073/Makutarama dan diikuti Kwarcab se Wilayah Korem tersebut. Pelaksanaan Estafet Tunas Kelapa yang berlangsung pada tanggal 9 s.d 13 Agustus 1970 menempuh rute Mrapen – Purwodadi – Blora – Rembang – Pati – Kudus – Demak – Semarang – Kota Salatiga. Sedangkan di wilayah Jepara melalui rute yang berbeda, dimulai dari Jepara – Kudus – Karanganyar. Selanjutnya wilayah Kendal melalui rute Kendal – Kaligawe (Wilayah Kota Semarang) – Srondol (Wilayah Kota Semarang). Finish akhir dari semua rute tersebut dititik pusatkan di Kota Salatiga.
Selanjutnya kegaitan ini diambil oleh Kwarda Jawa Tengah dimana routenya mencakup wilayah se Jawa Tengah dan di akhiri pada satu titik lokasi yang sama.
Sebagai contoh pada 14 Agustus 1978, pada saat apel besar memperingati Hari Pramuka Bapak Soepardjo Roestam, Gubernur Jawa Tengah (Ketua Majelis Pembimbing Daerah Gerakan Pramuka Jawa Tengah) dalam amanatnya menyampaikan kegiatan Estafet Tunas Kelapa diselenggarakan lagi dan dikembangkan kelestarian alam dan lingkungan.
Kemudian pada tahun 1979, Estafet Tunas Kelapa kembali dilaksanakan kembali dengan tujuan akhir adalah Kwarcab Kebumen (Pada saat ini sedang ada hama kelapa – artena). Finish di Kebumen ini sekaligus
dijadikan sebagai tempat Apel Besar memperingati Hari Lahir Gerakan Pramuka.
Kegiatan ini dilakukan terus menerus sebagai media menyongsong Hari Ulang Tahun Pramuka Tingkat Kwartir Daerah Jawa Tengah dan menuju ke satu titik tujuan Kabupaten / Kota yang menjadi tuan rumah Apel/Upacara Besar Hari Pramuka Tingkat Kwarda Jawa Tengah.
Perlu diketahui bahwa rute yang dipilih merupakan hasil diskusi dan survei dengan cermat yang dilakukan TIM dari Kwarda Jawa Tengah dibantu Kwartir Cabang. Tokoh yang sangat fenomenal pada era saat itu, adalah kakak Abdulrahman (Saat itu sebagai Kepala Tata Usaha Kwarda Jateng) atau lebih dikenal sebagai Mbah Dul, beliau mensurvei semua calon rute yang akan digunakan Estafet Tunas Kelapa.
ESTAFET TUNAS KELAPA SAAT INI
Tahun demi tahun Kegiatan Estafet Tunas Kelapa terus mengalami peningkatan dari satu rute menjadi banyak rute yang dilewati. Tahun emas Gerakan Pramuka akhirnya tiba, pada tahun 2011 konsep ETK dibuat menjadi serba 14.
- Diawali dengan 14 titik pemberangkatan yang melambangkan hari lahir Gerakan Pramuka
- 14 hari waktu tempuh ETK ( 24 September – 7 Oktober 2011)
- 14 orang Pembawa Tunas Kelapa
- 14 orang pembawa Bendera Tunas Kelapa
Selain konsep serba 14, penataan pasukan juga di buat sedimikian rupa, total pasukan saat itu ada 61 orang (tahun lahir Gerakan Pramuka yakni 1961). Pasukan ini dibagi menjadi 6 kelompok :
- Kelompok I terdiri dari 2 orang pembawa spanduk Estafet Tunas Kelapa, angka dua ini melambangkan Satya dan Dharma
- Kelompok II terdiri dari 14 orang pembawa bendera Merah Putih
- Kelompok III terdiri dari 3 orang yang bertugas sebagai Pembawa Pesan dan kesan, obor serta amanat Gubernur Jawa Tengah. Angka tiga ini bermakna Tri Satya
- Kelompok IV terdiri dari 14 orang pembawa Bendera Pramuka (Cikal)
- Kelompok V terdiri dari 14 orang pembawa Tunas Kelapa
- Kelompok VI terdiri dari pembawa tongkat berganti dengan pembawa bendera Kwartir Cabang, pembawa bendera start dan pembawa bendera morse
TUJUAN ESTAFET TUNAS KELAPA (ETK)
Estafet Tunas Kelapa bukan hanya sekedar kegiatan kepramukaan biasa, ETK merupakan kebanggaan Anggota Pramuka Jawa Tengah, karena kegiatan ini hanya ada di Kwarda Jawa Tengah. Tradisi yang sudah mendarah daging dalam tubuh pramuka Jawa Tengah dalam perayaan Hari Gerakan Pramuka setiap tahunnya.
Kebanggaan Kwarda Jawa Tengah ini tentu memiliki tujuan, yaitu :
- Meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Meningkatkan semangat bakti, kepedulian sosial dan kualitas kegaitan Gerakan Pramuka yang dapat dirasakan dalam masyarakat dan lingkungannya
- Meningkatkan semangat persatuan, kesatuan, semangat persaudaraan dan solidaritas bagi Gerakan Pramuka dengan masyarakat
- Meningkatkan rasa disiplin, keteladanan, mental dan fisik dengan semangat pantang menyerah bagi generasi muda dalam ikut serta membangun masyarakat Indonesia.
ESTAFET TUNAS KEPALA DI TINGKAT NASIONAL
Bukan bermaksud sombong, melainkan rasa bahagia menggebu saat kegiatan Estafet Tunas Kelapa bisa ditingkatkan ke tingkat Nasional sehingga semua anggota Pramuka se-Indonesia bisa merasanakan nikmat mengikuti kegiatan ETK.
Tahun 2011 sebagai perayaan tahun emas Gerakan Pramuka, Kwartir Nasional menyelenggarakan ETK yang diberangkatkan mellaui 8 penjuru, yaitu :
- Rute I, dari Nanggro Aceh Darussalam melingtasi NAD, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Kampar, Riau, Jambi, Sumatra Selatan
- Rute II, dari Kepulauan Riau melintasi Kepulauan Riau – Bangka Belitung – Sumatra Selatam – lampung – Banten – Jakarta
- Rute III, dari Bengkulu melintasi Bengkulu – Lampung
- Rute IV,, dari Kalimantan Utara melintasi Kalimantan Utara – Kalimantan Barat – Kalimantan Tengah – Kalimantan Selatan – Kalimantan Timur – Jakarta
- Rute V, dari Timur Laut Sulawesi melintasi Sulawesi – Maluku Utara – Gorontalo – Sulawesi Tengah – Sulawesi Tenggara – Sulawesi Barat – Sulawesi Selatan – Jawa Timur
- Rute VI, dari Nusa Tenggara Timur melintasi NTT – Lombok – Bali – Jawa Timur – Jawa Tengah – Jawa Barat
- Rute VII, dari Yogyakarta melintasi DIY – Jawa Tengah – Jawa Barat
PAMUNGKAS
Harapan dari Kwartir Daerah Jawa Tengah terkait Estafet Tunas Kelapa (ETK) khususnya yang ada di Jawa Tengah tidak akan pernah padam sampai tahun emas ini saja, melainkan bisa diteruskan menjadi sebuah tradisi baik tahun ke tahun sampai nanti.
Akan selalu terkenang dan terukir dalam ingatan ucapan yang senantiasa diucap saat acara timbang terima di setiap pergantian etape, “KAMI TERIMA TUNAS KELAPA UNTUK DITERUSKAN SAMPAI TUJUAN”