Salah satu keterampilan yang dilombakan dalam kegiatan Lomba Tingkat 4 Kwarda Jawa Tengah yaitu masak rimba. Mengawali kegiatan di hari keempat (Kamis, 1 Desember 2022) para peserta menunjukan kebolehannya untuk menanak nasi secara tradisional menggunakan sebilah bambu. Dalam prakteknya ada 2 orang per regu yang mengikuti masak rimba. Ini merupakan salah satu lomba yang dilaksanakan saat peserta melakukan subcamp di lahan 2 Puskepram Candrabirawa.
Pada prakteknya, peserta menanak nasi dengan cara berasnya di masukan ke bamb kecil utuh yang telah dibersihkan. Kemudian perapiannya juga menggunakan kayu bakar. Beras yang telah dimasukan ke dalam bambu kemudian di beri air secukupnya dan dutup menggunakan daun maupun penutup lainnya. Mereka harus mampu menanak nasi hingga matang dengan waktu 60 menit.
Hasilnya ternyata tidak semua bisa matang dan pulen. Ada juga yang kurang air hingga masih berbentuk beras. Hal ini karena bahan bakar yang berupa kayu bakar hampir sebagian besar basah dikarenakan sehari sebelumnya bahan yang mereka persiapkan basah karena guyuran hujan.
Saat diwawancarai salah satu peserta yang bernama Farih menceritakan pengalamannya pada kegiatan ini, menurutnya ini adalah pengalaman yang sangat berharga, karena bisa belajar masak tanpa menggunakan kompor, magic com maupun alat lain seperti yang ada di rumah. “Saat saya pemusatan latihan di Kwarcab itu mateng kak, tapi ini hasilnya terlalu keras, kurang air.” Ungkapnya sambil diiringi gelak tawa.
Senada dengan Farih, salah satu dewan juri kegiatan ini, Kak Ristinah mengungkap sebenarnya para peserta sudah bagus untuk menyiapkan dan melakukan masak rimba ini. bahkan ada yang sudah menyiapkan jauh-jauh hari. Tapi mungkin karena keterbatas waktu sehingga ada juga yang belum matang nasinya.
“Tips saya untuk adik-adik, pilihlah kayu bakar yang benar-benar kering, mudah terbakar dan keras. Sehingga bara apinya bisa bertahan lama. Untuk bambunya juga jangan menggunakan yang terlalu tebal tapi juga jangan terlalu tipis.” Ucapnya.
“Ini mungkin di keluarga tidak diajari, tapi di Kegiatan Kepramukaan adik-adik semua bisa mendapatkannya. Ambil hikmahnya barangkali di masa yang akan datang pengalaman ini bisa diterapkan sebagai kecakapan dan keterampilan.” Pungkasnya