SEMARANG – Menjadi anggota Pramuka, namun memiliki bisnis, mengapa tidak? Karena sesungguhnya nilai Dasa Darma Pramuka, juga diterapkan oleh para pebisnis.
Hal tersebut mengemuka, saat sesi daring Pelatihan Kewirausahaan Kwarda Jawa Tengah 2020, Senin (20/7/2020). Acara itu juga dihadiri Ketua Kwartir Daerah Jawa Tengah Siti Atikoh Ganjar Pranowo, dan Kepala Dinas Koperasi, UMKM Jawa Tengah Emma Rachmawati.
Menurut Atikoh, di masa pandemi Covid-19 anggota pramuka harus berpikir kreatif. Termasuk pemanfaatan teknologi informasi untuk menciptakan lapangan kerja. Apalagi tak sulit bagi generasi muda untuk beralih teknologi mengingat mereka sudah terlahir sebagai generasi Z yang sudah mengenal teknologi informasi.
“Di masa pandemi, teknologi berperan penting. Peralihan penggunaan teknologi daring berjalan sangat cepat. Anak muda kekinian, bukan saatnya mencari pekerjaan tetapi jadi anak muda yang menciptakan lapangan kerja,” paparnya.
Diakui, menjadi karyawan dan wirausaha tidaklah sama. Karyawan cenderung tergantung dengan kondisi perusahaan atau tempat kerjanya. Sedangkan wirausaha dituntut lebih ulet, disiplin, tegar, serta memiliki teamwork yang tangguh, untuk bisa menghadapi risiko besar dan memenangkan persaingan. Namun, kepuasan batinnya pun besar karena dapat memakmurkan masyarakat.
Oleh karenanya, Kwarda Jateng melakukan pelatihan kewirausahaan untuk penegak dan pandega. Diharapkan, anggota Pramuka dapat mengambil kemanfaatan. Mereka dapat mengerti bagaimana cara memulai usaha. Mengembangkan critical thinking, bertambah pengalaman hidup, sesuai nilai Pramuka kecakapan hidup, tambah disiplin, teamwork yang kuat, tabah, tegar menghadapi goncangan.
“Ora gampang nglokro karena terbiasa hidup berdampingan dengan risiko. Semoga bisa melesatkan produk lokal karya anak bangsa hingga tingkat nasional sampai internasional. Memiliki kemauan kuat, disiplin, leadership, bisa menjadi scottpreneur,” tambah Atikoh.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM Jawa Tengah Emma Rachmawati mengatakan, virus Corona tak menyurutkan animo pemuda mengikuti seminar bisnis. Itu terbukti, dari berbagai pelatihan yang diselenggarakan peserta kebanyakan masih usia muda.
“Dukungan kami satu di antaranya dengan adanya co-working space yang bernama Hetero Space. Dari berbagai pelatihan yang kami selenggarakan, pesertanya ada yang masih sekolah SMA, SMP atau dengan kuliah,” jelas Emma.
Ia menyebut, tak sulit bagi anggota Pramuka jika ingin berbisnis. Ini karena, nilai Dasa Dharma mirip dengan prinsip pengusaha. Di antaranya, disiplin, komitmen tinggi, jujur, inovatif, mandiri dan realitas.
“Pengusaha biasa bekerja dalam tim, saya yakin teman Pramuka tak sulit melakukannya. Termasuk leadership, kemandirian, inovasi dan kreatif. Saya yakin teman-teman bisa melakukannya,” pungkas Emma. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)