“Salam Pramuka”
Adek-adek anggota SBH yang saya hormati, melalui tulisan Kakak pada edisi yang ke 2 ini, kakak ingin menyampaikan sebuah topik yang masih hangat pada saat ini yaitu terkait dengan Pandemi Covid-19 terutama yang berhubungan dengan peran adek-adek sebagai anggota SBH di Jawa Tengah dalam mendukung pencegahan dan penanggulangan Covid-19, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua dan melalui peran serta adek-adek semoga Covid-19 segera dapat teratasi sehingga kita semua dapat beraktifitas secara normal kembali.
NGAPAIN AJA YANG BISA DILAKUKAN OLEH ADIK-ADIK ANGGOTA PRAMUKA SAKA BHAKTI HUSADA (SBH) DI ERA PANDEMI COVID-19?
Gak usah diceritakan lagi tentang pandemi Covid 19 ya… pastinya penyebaran virus Corona Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia saat ini sudah semakin meluas lintas wilayah dan lintas negara yang diiringi dengan peningkatan jumlah kasus dan/atau jumlah kematian. Parahnya, situasi ini kian berdampak pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan, serta kesejahteraan masyarakat di Indonesia, sehingga diperlukan strategi dan upaya yang komprehensif dalam percepatan penanganan COVID-19.
Masih tingginya kasus Covid-19 di Jawa Tengah, tentunya memerlukan peran semua pihak. Semua harus bangkit, bergerak, lawan Covid19 sebisa yang kita bisa… Nah semangat ini ternyata dimiliki pramuka, salah satunya pramukanya kesehatan. Apalagi kalo bukan Saka Bhakti Husada (SBH).
Kali ini kita mau ulas kiprah anggota SBH bahu membahu membantu dan mendukung pemerintah dalam pencegahan dan penanggulangannya. Salah satu strategi dalam menekan Covid19 adalah memberlakukan Penerapan praktik 3M Plus (mencuci tangan pakai sabun, memakai masker dan menjaga jarak) menghidari kerumunan, mengurangi mobilitas dan meningkatkan imunitas serta 3 T (Tracing, Testing, Treatment).
3T tidak hanya dilakukan oleh Tenaga kesehatan saja, akan tetapi masyarakat. Nah ini yang berat gaess… karena tidak semua masyarakat mau diajak 3T. Di sini nih anggota Saka Bakti Husada harus ikut berkontribusi dalam mensukseskan 3T.
Apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat termasuk anggota SBH untuk membantu tenaga kesehatan… duh bahasanya kok formal banget ya… Gini maksudnya, anggota SBH bisa mengajak, melakukan edukasi kepada masyarakat terkait dengan pencegahan dan penanggulangan Covid-19 antara lain :
Membudayakan gerakan 3M Plus antara lain :
- Menjaga Jarak Aman: Pastikan Anda menjaga jarak dengan orang lain sejauh 1–2 Meter, apalagi jika Anda sedang berada di ruang publik. Menjaga jarak akan membantu Anda untuk tidak menulari dan tertular virus corona.
- Memakai Masker dengan Benar: Selalu gunakan masker saat bertemu orang lain baik didalam maupun diluar rumah. Memakai masker bisa menjadi cara agar tidak terkena atau mengeluarkan droplet saat berbicara, batuk, atau bersin. Gantilah masker setelah dipakai selama 4 jam atau saat masker lembab. Masker cadangan bisa Anda berikan kepada orang lain yang tidak menggunakan masker, INGAT “MASKERKU MELINDUNGIMU, MESKERMU MELINDUNGIKU”
Mencuci Tangan dengan Sabun. karena Lemak sabun akan membunuh virus corona dan jenis kuman lain yang sangat mungkin tertempel di tangan Anda. Cucilah tangan Anda menggunakan sabun dan air mengalir minimal selama 20 detik. Adek-adek bisa melihat gambar berikut
Dengan gerakan 6 langkah cuci tangan selama minimal 20 detik, virus covid benar-benar hilang.
- Menghindari kerumunan/menghindari tempat keramaian yang banyak dikunjungi orang untuk menjaga agar tidak terjadi penularan virus corono
- Mengurangi mobilitas adalah mengurangi perpindahan/keluar masuknya orang dari satu tempat/wilayah ke tempat/wilayah lain, ini bertujuan untuk mengurangi penularan virus corona.
Sedangkan 3T yang bisa dilakukan oleh adek-adek Anggota SBH antara lain :
- Testing (pemeriksaan) kita semua diharapkan kooperatif untuk mau dilakukan tes, karena semakin cepat kita mengetahui diagnosis, maka penanganan kasus akan semakin cepat.
- Tracing (melacak) kita diharapkan mampu mengenali siapa saja yang kontak erat dengan penderita, menjawab dengan jujur dan terbuka apabila petugas Kesehatan menghubungi kita.
- Treatment (penanganan) kita hendaknya bisa membantu mengawal karantina mandiri dan terpusat (Bersama Jogo Tonggo) dan membantu rujukan kasus.
Yuk kita kupas satu per satu;
Testing (pemeriksaan), di sini SBH mengajak masyarakat untuk mau di tes, entah itu rapid tes atau swab tes. Banyak lo orang yang tidak familiar dengan 2 model tes ini. Akibatnya jadi takut. Nah peran SBH di sini menetralisir ketakukan msyarakat, mendampingi saat testing dan menjelaskan manfaat testing.
Tracing (melacak) SBH mendampingi para petugas tracer, kader bersama-sama ke rumah mereka-mereka yang dinyatakan confirm positip atau kontak erat untuk ditanya—tanya seputar aktivitas sebelum mereka ketularan. Ini seru lo gaesss, karena jawaban mereka menentukan tindakan selanjutnya. Artinya mereka gak boleh bohong. Misal nih mereka ternyata seruangan kerja dengan mitra mereka yang sudah lebih dulu ketahuan positip Covid19, tapi mereka gak ngaku, kan bahaya to, bisa menularkan kemana-mena. Nah peran SBH di sini sangat luar biasa, yaitu meyakinkan masyaraka agar mereka tidak berbohong….
Treatment (penanganan) nah ini lanjutannya Testing, mereka-mereka yang terdeteksi confirm positip setelah dites, atau yang berstatus kontak erat sebagai hasil Tracing, wajib menjalani isolasi atau karantina… nanti kita bahas khusus ya, apa beda isolasi dan karantina. Yang pasti prinsipnya adalah memisahkan meraka yang sakit dan sehat atau tanpa gejala… tantangan isolasi dan karantina adalah kepatuhan mereka yang menjalani agar tetap menerapkan protokol kesehatan dan sesuai prosedur solasi karantina. SBH tentunya bersama kader, satgas Jogo Tonggo, membantu mengawal isolasi dan karantina mandiri. Ini berat lo, karena SBH harus selalu berkomunikasi dengan mereka yang menjalani karantina dan isolasi tanpa kontak langsung. Harus rajin menanyakan apakah mereka punya gejala sakit tambahan selama isolasi atau karantina di rumah. Kalo ada gejala sakit yang memburuk, maka SBH wajib lapor ke kader, perangkat desa dan pastinya Puskesmas. Termasuk tugas SBH di sini yaitu meminimalisir stigma. Stigma itu mirip-mirip dengan nyinyir. Jadi mereka yang dikarantina jangan sampai di-nyinyiri oleh para tetangga. Malahan harus dijaga. Bayangin gaeese, selama 14 hari mereka gak boleh keluar rumah. Darimana mereka makan, bayar listrik, beli gas, beli susu buat anak.. nah ini semua bagian peran SBH, yaitu memobilisasi tetangga sekitar untuk mengirimka bantuan sembako, pulsa, susu dan aneka kebutuhan
Nah, sesuai janjinya tadi, ini nih beda Isolasi dengan Karantina….
Isolasi dilakukan terhadap orang yang bergejala sedang dan berat yang mempunyai penyakit penyerta seperti (penyakit paru, jantung, ginjal dan kondisi immunocompromise). Sedangkan Karantina mandiri dilakukan untuk mengurangi risiko penularan dan identifikasi dini COVID-19 melalui upaya memisahkan individu yang sehat atau belum memiliki gejala COVID-19, tetapi memiliki riwayat kontak dengan pasien konfirmasi COVID-19 atau memiliki riwayat bepergian kewilayah yang sudah terjadi transmisi lokal. Tindakan karantina dilakukan terhadap populasi berisiko seperti kontak erat dan pelaku perjalanan dari luar negeri, karantina dilakukan selama 10 hari. Adapun Karantina mandiri dilakukan dengan beberapa syarat antara lain:
- Ada ruangan tersendiri dengan ventilasi baik (jendela/pintu bisa dibuka),
- dapur dan kamar mandi juga memiliki ventilasi yang baik.
- Anggota keluarga yang lain tidur di kamar yang berbeda, dan jika tidak memungkinkan maka jaga jarak minimal 1 meter dari pasien (tidur di tempat tidur berbeda).
- Sering mencuci tangan pakai sabun selama 20 detik / menggunakan hand sanitaizer
- Selalu memakai masker
Pasien menggunakan masker bedah jika berada di sekitar orang-orang yang berada di rumah untuk mencegah penularan melalui droplet. Orang yang memberikan perawatan menggunakan masker bedah terutama jika berada dalam satu ruangan dengan pasien. Masker tidak boleh dipegang selama digunakan. Jika masker kotor atau basah segera ganti dengan yang baru. Buang masker dengan cara yang benar (jangan disentuh bagian depan, tapi mulai dari bagian belakang dengan memegang tali masker). Buang masker bedah segera dan segera cuci tangan. Pisahkan alat makan untuk pasien (cuci dengan sabun dan air hangat setelah dipakai agar dapat digunakan kembali). Bersihkan permukaan di sekitar pasien termasuk toilet dan kamar mandi secara teratur. Cuci pakaian, seprai, handuk, masker kain pasien menggunakan sabun cuci rumah tangga dan air. Sarung tangan, masker dan bahan-bahan sisa lain selama perawatan harus dibuang di tempat sampah di dalam ruangan pasien yang kemudian ditutup rapat sebelum dibuang sebagai kotoran infeksius. Hindari kontak dengan barang-barang terkontaminasi lainya seperti sikat gigi, alat makan-minum, handuk, pakaian dan sprei.
Nah ternyata mudah bukan??? apa yang bisa dilakukan adek-adek anggota SBH dalam pencegahan Covid 19, berdasarkan uraian Kakak diatas maka Kalo kita simpulkan, ini nih peran Anggota SBH pada Era Pandemi Covid-19. Bahwa untuk pencegahan dan penanggulangan Covid-19 diantaranya adek-adek bisa melakukan :
- Sosialisasi kepada teman sebaya tentang 3 M Plus dan 3 T Covid-19
- Pembagian Masker kepada masyarakat yang berada di Tempat-Tempat Umum
- Melakukan desinfeksi dilingkungan masing-masing bekerjasama dengan Satgas Jogo Tonggo
- Membantu pelaksanaan vaksinasi yang dilaksanakan oleh Petugas Kesehatan
- Membagikan paket sembako kepada penderita Covid di Rt masing-masing
- dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan setempat.
Demikian adek-adek anggota SBH yang bisa Kakak sampaikain kali ini, semoga dengan peran adek-adek anggota SBH dalam pencegahan dan penanggulangan Covid 19 akan dapat mempercepat penurunan kasus sehingga Covid cepat berlalu dari atas bumi tercinta, terima kasih sampai bertemu pada edisi tulisan Kakak selanjutnya.
“Salam Pramuka”
Penulis,
Hartini Suliastyandari, SKM,MKes
Pengurus SBH Kwarda Jawa Tengah